HILANGNYA NYANYIAN MASKUMAMBANG
Oleh Qiki Qilang Syachbudy
Kehidupan desa di sekitar tahun 90-an memang sangat nikmat untuk dikenang. Suasananya masih tergambar dengan jelas di dalam kenangan yang kian menguat ketika kita beranjak tua.
Kenangan yang kuat tergambar adalah suasana ringan dan bersahaja tanpa adanya listrik dan televisi yang memuat berita simpang siur, meremas akal pikiran. Lain halnya dengan sekarang, kehidupan desa semakin kering dan gersang. Sebab desa sekarang bak sudah ditinggal ruhnya. Alam bawah sadar para warganya sudah dipenuhi kemolekan gaya hidup orang-orang kota. Akibatnya, warga desa kian lama kian jauh dari akar kesejatiannya. Mereka bak para penari latah yang hanya bisa menirukan tarian orang-orang kota. Continue Reading