Penulis: Rahmadi – Abd. Rahman Jaferi
Tebal Halaman: x + 222
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
No. ISBN: 978-602-61944-5-9
TENTANG PENULIS
Nama: Rahmadi – Abd. Rahman Jaferi
Alamat: Banjarmasin
Email: rahmadi.dos.1974@gmail.com
SEKILAS TENTANG BUKU
Bahasan seputar al-Asmâ` al-Husnâ di kalangan ulama dan sarjana muslim di Indonesia, di samping adanya kesamaan, juga terdapat adanya tren bahasan yang bervariasi terkait beberapa hal. Ada penulis yang cenderung memfungsikan al-Asmâ` al-Husnâ sebagai wirid, zikir atau bagian dari doa (fungsi ibadah); ada yang memfungsikannya sebagai media mengenal Allah baik secara teologis maupun sufistik; ada yang memfungsikannya sebagai media membangun karakter (akhlak); dan ada pula yang memfungsikannya sebagai media dalam mencapai kesuksesan bisnis, kesuksesan hidup rumah tangga dan kecakapan hidup.
Di kalangan ulama Kalimantan, sebagaimana ulama Nusantara lainnya, juga menjadikan al-Asmâ` al-Husnâ sebagai objek kajian baik dalam perspektif teologis, sufistik maupun amaliyah. Kehadiran buku-buku yang berisi paparan mengenai al-Asmâ` al-Husnâ terutama pada dua dekade terakhir (1993-2010) di kalangan ulama Kalimantan menimbulkan sejumlah pertanyaan. Mengapa karya semacam ini muncul? Apakah kemunculan karya-karya ini merupakan bentuk perubahan dalam penyajian materi akidah yang selama ini didominasi oleh materi tentang sifat 20? Ataukah kehadiran karya-karya ini merupakan kelanjutan dari tren pembahasan sufistik terkait al-Asmâ` al-Husnâ sebagaimana yang telah dilakukan oleh Syekh Nafis al-Banjari dan Abdurrahman Shiddiq al-Banjari? Ataukah karya-karya ini hadir tidak terkait dengan persoalan tersebut, tetapi murni untuk memaparkan al-Asmâ` al-Husnâ semata yang selama ini tidak banyak ditulis oleh ulama Kalimantan?
Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana pemikiran mereka di seputar al-Asmâ` al-Husnâ, seperti masalah pemaknaan nama-nama Allah, ism al-A`zham, jumlah nama Allah, versi daftar nama Allah yang mereka gunakan atau versi daftar nama Allah yang mereka susun sendiri, interpretasi mereka tentang kata “ahshâhâ” dalam hadis al-Asmâ` al-Husnâ dan tren, orientasi atau pendekatan mereka dalam memaparkan al-Asmâ` al-Husnâ. Demikian pula, perlu juga dikaji apakah ada varian pemikiran dalam paparan mereka mengenai al-Asmâ` al-Husnâ, apa saja persamaan pemikiran mereka dan apa saja perbedaannya.